REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peneliti dari F-Technopark Institut
Pertanian Bogor melahirkan produk pangan alternatif mirip beras. Produk
tersebut diberi nama "beras analog".
"Produk mirip beras yang kita kembangkan dibuat dari tepung lokal selain beras dan terigu," kata Direktur F-Tecnopark Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Dr Slamet Budijanto, kepada Antara di Bogor, Ahad.
Peneliti di perguruan tinggi dan badan penelitian menyebutnya dengan nama beras artifisial, beras tiruan dan lainnya. Slamet mengatakan bahwa produk pangan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan sifat fungsional dengan menggunakan bahan tepung lokal, seperti sorgum, sagu, dan umbi-umbian. Bahannya bisa ditambahkan dengan 'ingridient' pangan seperti serat, antioksidan dan bahan lainnya sesuai keinginan.
Di luar negeri seperti China dan Filipina, 'beras' mirip beras ini diproduksi dari beras menir menjadi beras utuh untuk kebutuhan fortifikasi vitamin atau mineral tertentu. "Di antaranya untuk fortifikasi zat besi," katanya menambahkan.
Mengenai teknologi pembuatannya, menurut Slamet, Technopark menggunakan teknologi ekstrusi menggunakan "tween screw extruder" dengan "dye" yang dirancang khusus dengan mengatur kondisi proses dan formulanya. Secara umum, teknologi ekstrusi memungkinkan untuk melakukan serangkaian proses pengolahan seperti mencampur, menggiling, memasak, mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu rangkaian proses.
"Produk mirip beras yang kita kembangkan dibuat dari tepung lokal selain beras dan terigu," kata Direktur F-Tecnopark Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Dr Slamet Budijanto, kepada Antara di Bogor, Ahad.
Peneliti di perguruan tinggi dan badan penelitian menyebutnya dengan nama beras artifisial, beras tiruan dan lainnya. Slamet mengatakan bahwa produk pangan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan sifat fungsional dengan menggunakan bahan tepung lokal, seperti sorgum, sagu, dan umbi-umbian. Bahannya bisa ditambahkan dengan 'ingridient' pangan seperti serat, antioksidan dan bahan lainnya sesuai keinginan.
Di luar negeri seperti China dan Filipina, 'beras' mirip beras ini diproduksi dari beras menir menjadi beras utuh untuk kebutuhan fortifikasi vitamin atau mineral tertentu. "Di antaranya untuk fortifikasi zat besi," katanya menambahkan.
Mengenai teknologi pembuatannya, menurut Slamet, Technopark menggunakan teknologi ekstrusi menggunakan "tween screw extruder" dengan "dye" yang dirancang khusus dengan mengatur kondisi proses dan formulanya. Secara umum, teknologi ekstrusi memungkinkan untuk melakukan serangkaian proses pengolahan seperti mencampur, menggiling, memasak, mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu rangkaian proses.
0 comments:
Post a Comment